SELAMAT DATANG SAHABATKU.......


Ku persembahkan tulisan ini untukmu, sahabatku tercinta. Bila berkenan sudi kiranya meninggalkan komentar anda setelah membaca tulisan ini. Terimakasih sahabatku sampai jumpa di tulisan selanjutnya : )

Kirim mimpi anda atau cerita tentang mimpi anda, tentang apa saja karena semua orang ingin bergabung dalam mimpi anda , mari jadikan nyata

ceritamimpiku@yahoo.com

Minggu, 10 Mei 2009

Surat buat Presiden dari Bocah yg di ''Surga''

Hari ini seperti biasa....... Kuliah dan kuliah yg selalu mengisi rutinitasku. Jam menunjukkan angka 10.00, Prilaku Organisasi pelajaran hari ini pikirku. ''Komunikasi organisasi'', tulisan itu terpancar dari proyektor yg menghasilkan gambar slide lebar dengan gambar bunga matahari di pojok kiri atas slidenya. '' Sekian lama...... aku menunggu....... untuk..... kedatanganmu ....!'' Dendang nada yg sangat indah terdengar olehku, kemudian beliau melanjutkan ''setiap syair berisikan komunikasi......'',lanjutnya. Termenung aku beberapa detik..... Aku teringat akan tulisanku tadi malam yg belum selesai di laptopku. Dgn senyum simpul aku bergumam dalam hati..... nanti habis makan siang akan ku publish tulisan itu........ di komputer perpustakaan kampusku. Tulisan ini adalah pengalamanku ........waktu itu aku di sebuah kota. Kota yg lebih baik kurahasiakan namanya. Bagiku kisahnya yg penuh makna bukan tempatnya yg ada dimana.............................................

''Om.....kasihan om.....mau beli makan om.......'', Suara lirih penuh hiba sambil menjulurkan tangan yg menengadah dan bergetar. Ia adalah sesosok manusia kecil yg kumal ....jorok......dan bau sengatan terik matahari bercampur keringat. Tertegun aku sesaat melihat sosok yg begitu menyedihkan dimataku.....bibirnya kering.....matanya cekung...... Ahhh.....sungguh menyentuh hati nurani. Tangan kirinya menggenggam gulungan koran dan sebuah buku tulis kumal bergambar tweety.'' Benar belum makan..?'', Tanyaku sambil berjongkok didepannya. Anggukkan kepala penuh harap dengan sinar mata yg melemah dan sayu sekali.... '' Yok, ikut saya.....kita makan diwarung itu saja...!'' Ajakku sambil kuraih pundaknya.


Kupesan sebungkus nasi dengan ayam goreng untuk bocah kumal itu , aku segan mengajaknya makan di warteg itu, karena mata pemilik warung seakan berbicara padaku. Hm....dia takut pengunjung warungnya kehilangan selera makan rupanya. Kami duduk diteras trotoar jalan, aku tak makan .....karena perutku masih terasa kenyang. '' Makanlah......!'', Kuberikan sebungkus nasi itu dan tanpa ragu lagi langsung dilahapnya dengan rakus. Kupungut gulungan koran yang dipegang bocah itu tadi. Hm.....terlihat gambar - gambar tokoh-tokoh pemimpin bangsa ini, tapi ada gambar besar seperti bekas robekkan dari koran lainnya. Jelas siapapun tahu siapa ''dia'' dalam gambar itu. '' Untuk apa gambar ini dek ? '', tanyaku sambil menunjukkan gulungan koran-koran bekas itu padanya. Dengan mulut masih penuh nasi ia menjawab,'' Itu idolaku om......!'' katanya tak begitu jelas namun jarinya menunjukkan pada salah satu sosok gambar yg berukuran besar dibanding yang lain. Aku hanya mengangguk kecil tanda mengerti. Luar biasa pesona orang yg digambar itu pikirku , seorang bocah kumal saja sangat mengaguminya apalagi kaum berdasi analisaku. Kuraih buku tulis kecil yg lusuh miliknya, '' Kamu masih sekolah....?'', Tanyaku sambil membolak-balik isi bukunya. '' Sampai kelas tiga om.....!'', Sahutnya sambil merapikan bungkus nasi yg sudah ludes dimakannya. '' Kenapa berhenti ? Emang kamu kerja ? '', Tanyaku lagi.'' Kemaren saya masih jadi penyemir sepatu om......! Tapi kini sudah tidak lagi.....kalah saingan om.......makanya saya jadi kuli pikul sekarang...!'', Jawabnya lugas. Seketika keningku berkerut dan tak percaya dengan ucapannya.....kuli panggul ? Mengangkat badannya yang kurus kering saja dia sudah sesak nafas begitu, tapi cukuplah kusimpan dihati saja keheranan itu. '' Kamu ngga mau sekolah lagi....? '' tanyaku sambil menatap wajahnya yg mulai memerah lagi..... tdk pucat lagi seperti tadi. '' Ya tentu saja , om .........dulu saya sekolah di pojok itu om...... '', tangannya menunjuk ke arah pojok bangunan tua yg lama tak terpakai .........jauh dari layak pikirku. Kemudian dilanjutkannya ,''Memang gratis om.....gurunya cuma satu........pertama -tama gurunya sering datang....... lama-lama tak datang lagi......sudah pindah kembali ke desa kata orang-orang''. ''Oh.....'', Gumam ku singkat diiringi anggukan mengerti. Kubaca tulisan yg agak acak-acakan disalah satu kertasnya......'' Surat Buat Presiden Idolaku''. Keingintahuanku tergelitik untuk membaca tulisan itu walau tampak seperti cakar ayam bagiku. Tulisannya
......

''Kepada Pak Presiden Idolaku, kapan bapak datang ke sekolah kami. Sudah dua bulan ini kami sudah tidak ada guru lagi. Guru kami sudah pulang kampung karena tak mampu hidup dikota , sehingga tidak bisa mengajar kami lagi. Pak presiden , kami mau sekolah, kami mau belajar, kami capek hidup dalam keadaan lapar, bagiku kerja sehari hanya dapat sebungkus nasi, tapi hari ini aku tidak dapat bekerja karena perutku lapar sekali.'' Berhenti sejenak aku membacanya dan memandanginya yg masih meminum air dibotol aqua miliknya. Ku lanjutkan lagi membacanya.....''Pak Presiden , saya mohon bapak bersedia datang ke sekolah kami dan membantu guru kami , supaya dia mau mengajar kami lagi. Terimakasih Pak Presiden. Kami menantikan kedatangan Bapak''.

Begitu pilu kalimat anak ini pikirku........seperti suatu harapan yg tak mungkin terjadi dan mustahil bagiku. '' Kapan surat ini akan kau kirim , dek ? '',Tanyaku memecahkan lamunannya. ''Saya ngga tahu ,Om....tapi saya yakin.... nanti saya pasti akan mengirimkannya....!''. Tersenyum aku melihat keyakinannya yg begitu penuh tanpa keraguan sedikitpun, tapi......kembali aku termenung ....... Begitu besarnya kepercayaan anak ini bagi pemimpin negerinya, ''Luar biasa.......'', Gumamku pelan lanjut aku menarik nafas panjang sambil menggelengkan kepala. Kubalik lagi lembar demi lembar buku lusuhnya itu. Hm......''surat buat ayahku disurga'', berdetak jantungku seketika membaca judulnya, kulanjutkan membaca tulisan dibawahnya.....

'' Wahai ayahku.....bagaimana keadaanmu disana.....apakah ayah sudah sehat disana ? Bangunan tempat ayah bekerja dulu sudah jadi , yah.... ! Kini sudah menjadi gedung yg megah. Banyak orang lalu lalang disana, sayang ayah belum sempat melihatnya. Aku tahu, dulu Ayah dipecat bekerja disana, walau ayah berbohong padaku. Kini ibu jadi pemulung yah... Hari ini dia akan menjual sampah plastik yg dikumpulkannya. Sudah bertemukah ayah dengan Tuhan ? Tolong sampaikan doaku, yah..... Doakan Pak Presiden idolaku supaya tetap sehat ya, Yah...... dan bisikkan ke dalam hatinya agar mau datang ke sekolah kami. Aku rindu padamu, Yah......kapan ayah akan membalas suratku''.

Deg....deg.....jantungku sesak membacanya tanpa kusadari mataku berkaca-kaca dibuatnya. Kembali aku menarik nafas panjang dan kuhembuskan dengan perlahan-lahan.......Ya Tuhan begitu mulia hati anak ini, walaupun dia masih hidup susah dan disaat orang-orang krisis kepercayaan dengan pimpinannya, bocah ini masih memiliki kepercayaan dan tak lupa mendoakan pemimpin negerinya......bahkan ia menitipkan doanya dengan ayahnya di ''surga''.... Kutatap dia .....terlihat roh ayam mulai merasukinya.... Kuronggoh saku celanaku ....kuberikan uang 32.000 , uang sisa beli nasi tadi. '' Ambillah dek...!'', Tanganku memasukkan uang itu ketangannya. ''Tidak Om....saya tidak mau menerima uang begitu saja.....kalau nasi tadi karena saya sudah tidak tahan lagi, om....makanya saya minta - minta...!'' suaranya dengan halus menolak pemberianku. ''Tak apa.....ambillah....!'', desakku sambil menekan jarinya untuk menggenggam uang itu. Lalu diterimanya uang itu dan dimasukkan dalam saku celananya. Tiba-tiba dibukanya baju kaus kumalnya dan langsung mengelap sepatuku.'' Jangan dek....!'' Tolakku menahan upayanya itu.'' Tolonglah, Om .....jangan ajari saya menjadi pengemis.....walaupun ini tidak seimbang tapi saya tetap mau berusaha ,om''. Akhirnya kubiarkan saja , apa yg dilakukannya itu.'' Siapa namamu , dek...?'' Tanyaku. '' Arif. Om....!'' Jawabnya sambil terus menggosok sepatuku.


Setahun berlalu ..... dan kini aku kembali ke kota itu. Aku pergi ke lokasi dekat pasar dulu tempat anak luar biasa itu. Kini bangunan tua dulu sudah menjadi sekolah kecil sekarang, Tertulis jelas dipapannya ''SEKOLAH ANAK JALANAN''. Hm....setengah hari aku berkeliaran didalam pasar karena kelelahan aku duduk di salah satu warung. Iseng-iseng aku bertanya kepada pemilik warung,'' Kenal Arif , pak ?''. '' Oh Arif ......!'' berhenti sejenak.......'' anak itu sudah meninggal , pak !'', suaranya lirih seperti masih diliput kesedihan. Bagai tersambar petir bagiku , ''Meninggal kenapa pak ?'' tanyaku turut larut dalam kesedihan itu. '' Dua bulan yg lalu dia jatuh sakit....karena TBC kayaknya ..... Kasihan..... untuk berobatpun ibunya tak ada biaya.....surat miskin tidak ada..... maklumlah pak, surat miskin sudah menjadi barang mewah bagi kami orang miskin zaman sekarang. Tak satu katapun terucap dimulutku.....selera makanku mendadak hilang seketika.....hanya kata-kata menduga dalam benakku '' Akhirnya anak itu membuktikan janjinya untuk menyampaikan suratnya itu, walaupun tidak langsung dengan manusianya tapi langsung dengan Tuhannya'', Tertunduk aku, tampa kusadari air mataku menetes.....lalu aku tersenyum dan menggelengkan kepala...

'' Arif ....ternyata engkau langsung menghadap Tuhanmu .......untuk menyampaikan doamu......... Doa untuk pemimpin negerimu....doa untuk sekolahmu.....doa untuk gurumu.....dan doa untuk kami yg masih hidup......sungguh tak kusangka seorang bocah kumal itu begitu mulia dibanding mereka yg selalu meneriakkan membela nasib bangsa tapi ............ternyata hanya DUSTA.................................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kirim komentar anda dengan sopan dan baik karena mimpi adalah milik kita bersama