SELAMAT DATANG SAHABATKU.......


Ku persembahkan tulisan ini untukmu, sahabatku tercinta. Bila berkenan sudi kiranya meninggalkan komentar anda setelah membaca tulisan ini. Terimakasih sahabatku sampai jumpa di tulisan selanjutnya : )

Kirim mimpi anda atau cerita tentang mimpi anda, tentang apa saja karena semua orang ingin bergabung dalam mimpi anda , mari jadikan nyata

ceritamimpiku@yahoo.com

Minggu, 10 Mei 2009

suka sama suka kok malu

Kisah ini mungkin kisah biasa bagi anda, saking biasanya sudah menjadi fenomena yang mungkin wajar dan tak pernah kita analisa, mengapa hal ini bisa terjadi. Sebelumnya mohon maaf bila ada yang merasa tersinggung dengan kisah ini, karena sebenarnya kisah ini hanyalah salah satu diskripsi dari fenomena di masyarakat sekitar kita. Namun yang pasti akan mengundang pro dan kontra bagi pembacanya.........

Sabtu yang cerah, hm........semua berawal dari hari itu. Seperti biasa seperti minggu-minggu yang lalu , aku sudah pasti jadi ''penunggu'' setia diflat kebanggaanku. Flat megah yang menghadap jalan wijaya yang tak pernah henti dengan suara pluit tukang parkir diseberang jalannya. Tersenyum bila aku memikirkannya karena dulu aku sering ilusi dibuat suara peluitnya itu dan bahkan aku pernah meraih sepatu olah raga dibawah tempat tidurku seolah-olah seperti peluit kumpul untuk olah raga lari pagi. Tapi kisahku ini bukan tentang tukang parkir itu, tapi ada juga hubungannya dengan pluit itu namun berbeda orang yang menggunakannya. Usai berbenah pagi itu aku bertekad untuk ke blok M , kutatap jam dinding, hmm.....jam 10 pasti sudah buka pikirku tanpa ada keraguan lagi diiringi senyumku yg sumringah penuh keyakinan. Singkat cerita sampailah di Blok M , terus ke mall dan berbelanja sedikit keperluan minggu ini, dan yang pasti sebungkus kuaci teman nonton tvku seperti biasa. Lengkap pikirku dan akupun melenggang ke luar mall untuk mencari bajaj. Diseberang jalan kulihat lambaian tangan kearahku, ''Bajaj mas...!'', teriaknya lantang. Kuhampiri dia , ''ke taman wijaya berapa mas ?'',tanyaku sambil memegang pintu bajaj bututnya.'' 6000 aja mas...!'',jawabnya mantap seakan tiada kesempatan lagi bagiku untuk menawar lagi. ''Loh kok beda ? Kalau dari taman wijaya ke mari cuma 5000....... masa dari sini ke taman wijaya jadi 6000 ?'', kataku bernada komplain. ''Maklum mas sekedar berbagi.......seribu buat uang parkirnya mas ..!'', jawabnya seenaknya.'' Loh ini kan ini kan bukan tempat parkir ?'' , lontarku sambil menoleh ke kanan dan kiri mencari tukang parkir sekitarnya, lagipula posisinya yg dikanan jalan meyakinkan aku itu bukan kawasan parkir. ''Oh itu sudah biasa mas, biasanya uang parkir dikumpul sama ketua kami, trus buat ngasih makan siang dan minum 'mereka' '', ungkapnya dengan suara rendah (sambil mengerlingkan mata ke petugas ditengah simpang itu).'' Kasihan juga mas mereka kepanasan dijalan.....kalau 'ada', ngga ada salahnya berbagi kan ?'', bujuknya dengan senyum simpul.''Oklah...!'', gumamku seiring anggukkan kepalaku mengiyakan. Lalu aku naik ke bajaj itu dan langsung kontan suara bajaj menyalak keras seperti bunyi kaleng rombeng yang diguncang krikil didalamnya. .''Memang ngga rugi ngasih petugas mas ? Kan lumayan seribu ?'', suaraku seakan memecah deru bajaj kesayangannya.''Gimana ya mas.......kalau saya pribadi ikhlas mas, semenjak ada petugas disana , ngga ada lagi preman yang berani mengganggu kami mas...!'', jawabnya penuh keyakinan dan mantap. '' Petugas ngga pernah ngelarang ngetem disitu mas ?'' tanyaku ragu-ragu. '' Oh ....pernah mas tapi lama-lama mereka juga kelihatannya kasihan melihat kami ......maklum mas............. mana ada bajaj sekarang sebebas dulu dijakarta mas'',ungkapnya tersirat kekecewaan dimatanya.''Petugasnya mau terima ?'', tanyaku penuh selidik. ''Sebenarnya mereka menolak mas......... tapi akhirnya terima juga'', jawabnya dan disambut senyum yang tersungging di bibirnya. Aku hanya manggut manggut mendengarkan penjelasannya.'' Kanan mas .....ya masuk gerbang itu....!'' kataku sambil menunjuk kekanan jalan. Kontan ia mengerem dan membelok ke gerbang belakang kampusku dengan ragu-ragu.''Mas polisi ya ? '', katanya tiba - tiba tapi pertanyaan itu aku sudah tebak sebelumnya.''Mahasiswa mas ....!'',jawabku singkat sambil turun dari bajaj miliknya. Kuronggoh saku kanan celanaku, ''Nih mas....!'',kataku sambil menjulurkan tangan ke dalam bajajnya. Kali ini dia mungkin pasrah menerima uangku sehingga tidak menghitung jumlahnya lagi padahal aku ngasih 6000, yang seribu terselip didalam uang 5000.'' Maaf mas tadi saya salah ngomong....'', ungkapnya terdengar seperti suara tercekik di telingaku.'' Oh....ngga apa apa mas.....lo wong suka sama suka aja kok malu....!'', jawabku senyum-senyum penuh makna.

(Ternyata dihati supir bajaj dan petugas masih ada nilai kemanusiaan yg humanis , namun terganjal pertanyaan besar dibenakku, Apakah orang yang membuat peraturan itu punya hati yang humanis ? Hm.... Entahlah tapi yang pasti entah kapan semua sandiwara ini akan berakhir.................)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kirim komentar anda dengan sopan dan baik karena mimpi adalah milik kita bersama