SELAMAT DATANG SAHABATKU.......


Ku persembahkan tulisan ini untukmu, sahabatku tercinta. Bila berkenan sudi kiranya meninggalkan komentar anda setelah membaca tulisan ini. Terimakasih sahabatku sampai jumpa di tulisan selanjutnya : )

Kirim mimpi anda atau cerita tentang mimpi anda, tentang apa saja karena semua orang ingin bergabung dalam mimpi anda , mari jadikan nyata

ceritamimpiku@yahoo.com

Jumat, 08 Januari 2010

kekuatan cinta : antara harapan dan kenyataan



Cinta adalah sesuatu yang tak mampu kita defenisikan dengan hanya memandang satu sisi saja , cinta itu begitu rumit dan merupakan jalinan yang sulit untuk dimengerti oleh orang lain, kecuali oleh pemilik cinta itu sendiri. Kisah ini adalah kisah dari sebuah cinta yang sulit dimengerti namun itu terjadi disaat orang-orang menginginkan cinta dengan “memiliki”.

''Pejamkam matamu sayang ? '' , pintaku. Sejenak ia memejamkan matanya. '' wajah siapa yang pertama terlihat ? '', tanyaku setelahnya. '' Kamu......hanya kamu....'', jawabnya begitu halus terdengar ditelingaku. Betapa senangnya hatiku sekaligus sakit ibarat teriris sembilu, begitu pedih karena aku harus merelakannya untuk mengakhiri semua kebingungannya dalam memilih. Cinta takkan abadi tanpa ada restu orang tua , itu prinsip yang selalu kupegang demi kebaikan bersama. Kutatap ombak laut yang berkejaran dipantai yang indah ini. Pikiranku menerawang jauh menembus mega-mega angkasa dan akhirnya aku tenggelam dalam lamunanku tentang saat itu, saat perjumpaan kami saat pertama sekali……………........................................

Seorang gadis tersenyum saat aku menyapanya, ia membalas senyumanku yang selalu memperhatikannya beberapa hari ini. “ Maaf boleh kenalan ? “ kataku sembari menjulurkan tanganku hendak menyalaminya. “Namaku Sukma …..kalau kamu ? “ kataku mendahului ucapannya. “ Nama saya Retno, mas…!” katanya sembari menyalami tanganku dengan sedikit ragu, diiringi senyum manis yang tak terlupakan bagiku. Usai itu gadis itu segera berlalu meninggalkanku , sedangkan aku hanya dapat memandangi kepergiannya dari hadapanku dengan perasaan berbunga-bunga.

Hari demi hari berlalu, ibarat sebuah benih yang selalu disiram setiap harinya , kini benih itu telah menjadi bunga-bunga cinta. Ya..bunga cinta, yang apabila kena racun durinya, akan membuat sakit bila tak berjumpa dan menjadi obat kala bersua. Namun sayang…… tiada cinta tanpa cobaan dan ujian, kedua orang tuanya menolak hubungan kami dengan alasan yang sungguh sulit ku terima. Mereka tidak berkenan karena menganggap diriku memiliki level terlalu tinggi , karena aku adalah seorang perwira. Aku sudah berusaha sekuat tenaga meyakinkan kedua orang tuanya namun orang tuanya tetap bersikeras untuk menikahkan anaknya dengan seorang bintara , yang kebetulan masih ada hubungan keluarga dengan mereka. Hmm…..alasan yang sulit kuterima namun itu adalah kenyataan hidup yang menyakitkan bagi diriku. Dalam anggapanku bila aku seorang perwira semua dapat kuraih dengan mudah , masa depan yang cerah dan kehidupan yang jauh diatas layak, namun sayang , penolakan itu seakan mengajarkan diriku tentang satu hal , yaitu tentang tiada kesombongan dalam meraih cinta, siapapun dirimu , dan apapun statusmu tidak akan menentukan sepenuhnya bagimu untuk mendapatkan semuanya, termasuk cinta dengan begitu mudahnya.

“ Mas …..” , retno menyadarkan lamunanku. Kuraih tangannya , kugenggam erat dan kukatakan , “ Apakah kamu mencintaiku sepenuh hatimu ? “. “Tentu saja , mas ……. Sepenuh hati dan jiwaku !”, jawabnya lembut lalu dia tersenyum padaku , matanya bersinar memaknai keyakinan namun dia tidak bisa menipu diriku dengan pandangan itu , aku seakan mampu menyelami kegundahan dalam hatinya, kebimbangan atas dua pilihan yang sulit untuk ia tentukan , antara diriku dan orang tuanya. Kupandangi wajahnya dalam – dalam, seakan ingin memotret wajahnya lalu menyimpannya dalam benakku. “ Besok aku akan kembali ke tempat dinasku , maukah engkau ikut dengan ku ? “ tanyaku penuh harap. Dia tidak menjawab hanya saja kebimbangan semakin nyata dimatanya. Aku tersenyum , “ Pikirkanlah malam ini, kutunggu dirimu besok dibandara , ini tiket ….. bila dirimu benar – benar mencintaiku , ikutlah bersamaku , dan bila dirimu ragu , kembalikan tiket ini pada resepsionis hotel tempatku menginap , mereka akan membatalkannya …. “, kataku lalu menyisipkan amplop tiket ke tangannya. Air matanya menetes membasahi pipinya yang indah lalu kupeluk ia dan kukecup keningnya.

Jam menunjukkan pukul 9 pagi , aku masih berdiri didepan bandara , berharap kedatangannya untuk membuktikan cintanya padaku. Tiba – tiba handphoneku berdering, kuraih dari sakuku. Hmm… dari hotel pikirku lalu kuangkat , “ Hallo…..!”. “ Pak, wanita yang membawa tiket itu sudah datang membawa tiket…….!” Suara resepsionis diseberang telepon. “ Ya, sesuaikan dengan yang saya pesankan dengan anda ….. !” jawabku dengan berat sekali serasa memendam kekecewaan yang mendalam. Sebelum aku berangkat aku meninggalkan pesan dengan resepsionis hotel bila ada wanita yang datang membawa tiket , agar diterima tiketnya kemudian menyerahkan sepucuk surat dariku untuk wanita pembawa tiket itu. Surat itu kubuat malam sebelumnya , isi surat itu adalah :

Assalamualaikum

Dear Retno kekasih hatiku………..

Mungkin disaat dirimu membaca surat ini , aku sudah meninggalkan kota ini. Kota yang selalu penuh makna bagi kita, karena kota ini telah menjadi saksi cinta kita.

Walaupun dirimu akan mengikutiku hari ini , aku akan tetap menolak dirimu untuk mengikuti diriku. Aku mengetahui kegundahan didalam hatimu. Pilihan yang berat bagimu untuk memilih antara diriku dan orang tuamu , namun yakinlah aku selalu mencintaimu sepanjang waktu.

Aku tak mau menjadi seorang yang egois dalam cinta, walaupun aku tahu keegoisan cinta itu perlu adanya. Mungkin makna “ cinta tak harus memiliki “ harus kurasakan kini, sungguh sesuatu yang berat namun keikhlasan dihati ini telah meringankan segalanya sayangku. Cinta tanpa restu orang tua akan menyulitkan jalan kita kelak dikemudian hari dan aku tahu dirimu sangat mencintai kedua orang tuamu, bagiku cintaku tak sebanding dengan cinta mereka yang telah melahirkanmu dan merawatmu hingga dewasa.

Aku tahu hatimu sangat menderita akibat pilihan ini dan aku tak tega untuk terus menambah derita dihatimu, oleh karena itu biarlah cintaku menjadi cinta yang tak harus memiliki dari pada memiliki kekasih yang menderita akibat cintaku.

Aku ikhlas …….. aku yakin Allah telah menggariskan semuanya dan aku hanya harus meluruskan garisan itu. Jangan kamu sesali perjumpaan ini dan jangan pula engkau tangisi perpisahan ini, yakinlah selalu ada hikmah dibalik ini semua……………….

Sampaikan salam hormat dan maafku pada kedua orang tuamu karena tak sempat berpamitan dengan mereka.

Wassalam
Sukma yang mengikhlaskanmu

Setahun berlalu , pagi itu sangat cerah , aku berhenti diseberang sebuah rumah. Dari dalam mobil aku terus melihat ke arah rumah itu hingga kulihat ada seorang wanita hamil mengantar seorang lelaki kedepan rumah. Lelaki itu mengecup kening wanita itu dan wanita itupun mencium tangan lelaki itu. Tak lama kemudian lelaki itu pergi dan wanita itu mengiringinya dengan lambaian tangan pada lelaki itu.

Kuraih handponeku lalu , kupilih nama “retno” dalam kontakku , ya … aku sedang menghubungi wanita hamil tadi. “ Hallo…” , suara retno dari seberang telepon, aku sangat mengenal suara itu. “ aku senang engkau bahagia, retno….!” , kataku dengan lembut. “ Mas….!” , jawabnya lalu kupotong , “ ya …aku sukma, aku senang melihatmu bahagia, kini hatiku sudah tenang, retno !, aku hanya ingin memastikan engkau bahagia disana……”, berhenti sejenak dan kulanjutkan , “ ada titipanku diwarung disamping rumahmu , ambillah sebagai tanda mata dariku, sebagai tanda bahwa diriku ikut bahagia melihat kebahagiaanmu…….!”. “ Kamu dimana , mas…..!”, suara dari seberang telpon." Sudahlah ... aku sudah pergi jauh dari rumahmu ...!, jawabku singkat dan kudengar hanya isak tangis dari seberang telepon. “ Jangan menangis retno , jadilah istri yang baik , istri yang menyenangkan suami , setialah padanya karena pintu surgamu ada ditangannya…, aku hanyalah sepenggal kenangan dalam hidupmu, aku tak ingin menjadi derita bagi orang yang kukasihi dan hari ini aku sudah menyaksikan kebahagiaan itu, itu sudah lebih cukup bagiku , tersenyumlah retno, tersenyumlah untukku ”. " Terimakasih....terimakasih mas atas semua kebaikanmu......" suaranya putus putus karena masih terdengar isak tangisnya. "Sama-sama.......", jawabku mengakhiri dan kututup Handpnoneku kemudian ku non aktifkan.

Itulah akhir dari semua perjumpaanku dengannya hingga hari ini. Diriku hanya ingin meyakinkan bahwa diriku tak salah dalam mengambil keputusan, sekaligus untuk meyakinkan diriku bahwa ia sudah bahagia kini.

Itulah cinta, sungguh sulit untuk dimengerti kecuali oleh pemilik cinta itu sendiri. walaupun kini cinta itu hanyalah kenangan dari sepenggal perjalanan hidupku, namun begitu banyak hikmah yang kudapatkan kini. " Cinta itu adalah keikhlasan, bagiku cinta tak harus memiliki, itu lebih baik daripada memiliki namun yang engkau cintai itu menderita akibat cinta itu sendiri.''

[+/-] Selengkapnya...